“Aduh…aku berada dimana ini? “heran Mila, dia melihat sebuah kota itu gelap gulita seperti Pulau Zombie. Tiba-tiba ada virus raksasa yang mau mendekatinya. “Hei anak muda, sekarang giliran aku yang akan masuk ke tubuhmu, hahaha!” kata virus raksasa.”Apa-apaan ini?” Tubuhnya merasa panas,batuk terus-menerus,dan pusing.”Aaahhhh….. sakit sekali! “Teriak Mila, “Itulah akibatnya jika kamu tidak mencuci tangan dengan bersih dan membuang sampah sembarangan, sekarang rasakan ini!” ungkap virus raksasa.
“Aaahhh, sakitnya 10 kali lipat dari sakit demamku!” ujarnya. “Kau ini siapa atau jangan-jangan namamu pasti ‘Corona’, iya kan?” tanya Mila dengan kaki bergetar. “Iya, namaku ‘Corona’ katanya. Seketika, dia melihat seseorang yang sedang membawa ember berisi air, lalu ia mengambil air dengan tangannya dan membasahi mukanya.nnssssssxxsssssss
“Tidak mungkin ini pasti mimpi, kenapa ini sangat gila?”. “Milaaa!” Ia pun terbangun dengan bajunya yang basah dan langsung menghampiri mamanya dengan perasaan takut. Apa lagi nih, pasti kamu mimpi nih ya? “Ehmm,iya ma?”, “Makanya, baca ayat kursi dulu, sudah dibesarin suara alarmnya masih saja tidak dengar dan akhirnya mempan juga ya pakai air!”. “Hehehe” bilang Mila. “Cepetan, kok malah bengong, gerakin tangan dan kakinya dong kan mau ada belajar online dan mandi juga!” teriaknya.
Mila mengangguk kepalanya dan mengambil handuk bergegas ke kamar mandi. Air hangat yang membuat hatinya tenang tapi masih heran dengan mimpinya.”Kenapa mimpiku tadi sangat aneh ya atau saya yang enggak ingat baca Ayat Kursi?” gumamnya. “Udahlah itu yang dipikirin haduhhh.” Setelah mandi, Mila mengenakan hijab berwarna bunga lavender dan gamis. Dia membuka laptop dan mempersiapkan peralatan tulis dan buku.
Mila belajar bersama teman-temannya lewat aplikasi zoom setelah selesai belajar, Mila disuruh oleh Ibunya untuk dibelikan garam.”Nak,tolong belikan mama garam,ini uangnya.” “Oke ma!” Mila pun ke kamar mengambil masker dan langsung pergi ke supermarket dengan jalan kaki. Saat di jalan, Mila tiba-tiba kaget karena bertemu dengan teman lamanya bernama Azkia. Azkia adalah teman Mila sejak kecil.
“Mila akhirnya kita bisa bertemu lagi, aku pingin peluk kamu tapi enggak bisa, lagi Corona!” “Hari gini kamu masih takut sama makhluk kecil itu!” kata Azkia “Haahh! Kan makhluk itu sangat berbahaya Kia, dan kenapa kamu tidak menggunakan masker?” Tanya Mila. “Emang kenapa, kan sudah new normal.” Gumam Azkia .“Seharusnya kamu memakai masker walaupun sudah new normal karena kalau tidak memakai masker, makhluk itu semakin mendekatimu!” jawab Mila. “Ooohhhh begitu…. Aku kira kalau udah new normal sudah tidak lagi memakai masker. Mmmm… baru saya paham, terimakasih La.”
‘Ngomong-ngomong Kia mau pergi kemana nih?” Tanya Mila. “Wahh kalau aku pergi ke supermarket.” terangnya Kia. “Ihhh… sama, aku mau pergi ke supermarket juga, ayo kita pergi bersama-sama!” Beberapa menit kemudian, Mila dan Kia akhirnya sampai di supermarket yang dituju. Mereka berdua mencari barang yang ingin dibeli, Mila membeli garam sedangkan Kia membeli sayur bayam . Setelah mereka selesai bayar, mereka melihat papan pengumuman. “Kia Kia, coba lihat pengumuman ini, sepertinya menarik.” Ujarnya. “Ada apa? Wihhhh… ada lomba menulis puisi tingkat SMP dari kelas 7-9, pengumumannya tanggal 17 Agustus loh Kia, tapi batasmya ngirim besok pagi nihh.” “ Ayo-ayo ki kita ikut yuk, lumayan nih hadiahnya medali emas.” “Hmmm…. kamu tahu kan La dari dulu aku tidak suka menulis puisi tapi pingin ikut lomba-lomba.” dengan raut muka sedih Kia. “Ayolah Kia, kita harus coba enggak boleh menyerah, kita belajar bersama-sama.” Pikir Kia, “Boleh dah, aku akan coba sekeras mungkin.” “Asiikkk kita berdua ikut lomba.” “Aduh lupa saya disuruh cepat sama Ibuku soalnya Ibuku mau masak.” kata Kia “Ya sudah saya duluan ya, sampai jumpa.”
Setelah sampai di rumah, Mila cuci tangan dan langsung memberikan garam ke mamanya. Mila lari secepat kilat ke kamar untuk membuat puisi saking kegirangannya mengikuti lomba tersebut. Mila dijuluki oleh teman-temannya yaitu “Kutu buku, dan senang membuat puisi.Dia dikenal juga sebagai pemborong piala sampai tingkat nasional. Setelah kata demi kata dirangkai dalam sebuah bait puisi, Mila akhirnya tertidur di meja belajarnya.
Keesokan paginya, Mila terbangun dan langsung mandi. Habis itu, Mila belajar online lagi sama-teman-temannyahingga sore. Tiba-tiba Mila teringat di kepalanya belum mengirim puisinya, akhirnya Mila bergegas membuka laptop dan mengirim di email lomba menulis puisi. Hari demi hari pun berlalu, tibalah hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-75 dan di hari ini juga hari pengumuman lomba menulis puisi. Rasa bahagia Mila menyambut hari Kemerdekaan Indonesia dan juga rasa tegang, dan gugup, serta jantungnya berdetak kencang. “Ternyata hari ini hari pengumuman lomba di tingkat nasional.” gumamnya. Mila menunggu pengumuman yang akan diumumkan pada hari ini jam 10 tepat. “Gimana ya hasilnya? Mudah-mudahan saya mendapat juara 1.” Perkataan itu terus berulang hingga suara pesan terdengar oleh Mila masuk di emailnya.Hati Mila berdebuk kencang, ”Ya Allah, berikanlah yang terbaik bagiku, aamiin.”doa Mila. Mila pun membuka pesan tersebut, akhirnya doa yang setiap saat Mila panjatkan terkabul. Ia bersujud syukur dan lompat di kasurnya. “Alhamdulillah, aku mendapat juara 1 tingkat nasional.” Sedangkan, Azkia kabarnya mendapat juara 3 tingkat nasional. Keceriaan dan kebahagiaan terpancar dari raut wajah Mila di hari yang penuh bersejarah ini adalah kado terindah sepanjang masa dari Allah SWT.
Selamat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75, terimakasih.