Oleh: Syifa Rifyana
Daun ke 61 jatuh ke sepatu Aura.Entah sejak kapan Aura sudah menghitung daun-daun yang berguguran jatuh ke hadapannya. Musim gugur sudah datang dari dua hari yang lalu, membuat para pekerja sapu jalanan harus bekerja ekstra daripada biasanya.Mama juga jadi sering kesal karena daun-daun itu membuat kotor halaman rumah.
Ia menelungkupkan wajahnya ke tumpuan lutut, lelah dan bosan menunggu sang mama yang sudah 15 menit ditunggu-tunggu tak kunjung keluar dari rumah.Aura terduduk lama sekali di kursi teras rumah keluarga Arlert sampai dirasa pantat nya pegal.Gadis berperawakan cantik dengan bola mata berwarna hitam mengkilat, wajah tirus dan alis yang tertata rapi itu beranjak dari duduk nya.Sudah tak sabar dengan kebiasaan berdandan mama yang dinilai lama nya tak ‘normal’ bagi orang-orang biasa.Aura berjalan memasuki rumah dan menghampiri mama.
“Mama apa sudah selesai?Kita akan terlambat ke acara arisan keluarga, ini sudah jam 11 ma!”Aura berdiri di ambang pintu kamar mama yang terbuka. Mama berbalik dari kaca riasnya ke arah putri kesayangan satu-satunya itu.Mama tersenyum.”Ah maafkan mama ya sayang.Ayo kita berangkat hehe”Mama sedikit menekankan kata ‘hehe’. “Ah sepertinya aku membuat mama sedikit kesal karena proses berdandannya diganggu, tapi kalau tidak begitu mama akan membuat waktu keterlambatan menjadi dua kali lipat.” Pikir Aura dalam hati.
Mama, Sarah Arlert adalah wanita tangguh yang memiliki keahlian berdandan ‘terlama’ dan bila melihat keadaan rumah bak kapal titanic yang hancur menabrak karang, akan mengamuk dan menyuruh Aura untuk merapikannya saat itu juga.Sampai tak tersisa debu satu pun.
Ibu dan anak gadisnya itu bersiap menaiki mobil.Mama yang menyetir mobil sendiri.Ayah tidak bisa menemani mereka ke acara arisan keluarga sebab kerjaannya di kantor sangat menumpuk.Ayah, yang biasa dipanggil pak Wildan di kantornya itu adalah pegawai paling rajin dan disiplin perusahaan.
Mobil itu mulai melaju meninggalkan garasi rumah, menuju rumah kediaman tante Rina, tempat acara arisan keluarga dilaksanakan.Sepanjang perjalanan mama sedikit menanyakan tentang pelajaran di sekolah, beberapa kali menasihati Aura yang diketahui memiliki nilai yang anjlok pada pelajaran yang paling tidak disukai oleh kebanyakan murid sekolah di jenjang manapun, Matematika.
Tak lama mobil mereka sudah berhenti di depan rumah luas yang asri dengan 5 sepeda motor dan 3 mobil terparkir.Itu pasti para tante,om, bu de, pakde dan sepupu-sepupunya telah datang sedari tadi.
“Assalamu’alaikum..”Mama dan Aura kompak mengucapkan salam saat memasuki rumah tante Rina.Semua yang di dalam rumah membalas salam itu.”Wa’alaikumussalam..”.”Ayo sini-sini gabung, sudah ditungg-tunggu dari tadi lho..”Tante Rina tersenyum senang melihat saudara perempuan nya datang bersama ponakan tersayangnya.Mama dan Aura tersenyum awkward karena malu dengan keterlambatan datang yang begitu lama.
Aura segera menyalami tante Rina.Harus memberikan salam dan tidak boleh lupa untuk menyalami orang saat sedang berkunjung ke rumah orang lain, begitu juga dengan tamu yang datang ke rumah.Begitu pesan mama.
Semua keluarga besar akhirnya berkumpul.Acara arisan itu pun dimulai, disuguhkan makanan yang banyak membuat acara arisan keluarga itu menjadi lebih menyenangkan. Apalagi dengan keadaan perut Aura yang sudah terlampau lapar, membuat nafsu akan makan nya terpenuhi.
Tiba saat nya para ibu-ibu berkumpul, membicarakan masalah ini dan itu tentang anak anak mereka.Mendiskusikan tempat les yang bagus, dan mama juga sesekali terdengar membicarakan keluh kesah tentang anak gadis semata wayangnya yang selalu malas bersih-bersih rumah dan selalu menghindar jika disuruh belajar.Yang tak lain adalah Aura Arlert.
Aura yang mendengar curhatan isi hati sang ibu jadi merasa bersalah dan kasihan, mengingat sikapnya akhir-akhir ini tak pernah membantu membersihkan rumah.Mencuci piring setelah makan dan karena buku cerita terbaru nya yang tebal nya naudzubillah tapi seru(katanya) itu ia jadi malas belajar dan sering mengabaikan nasehat mama.Ah kurang ajar apalagi aku ini.Aura membatin.
“Uuh apa yang telah ku perbuat pada mommy…Aku sudah membiarkan mommy melakukan semua pekerjaan rumah,aku juga sering lupa menyiram tanaman di rumah menggantikan daddy..”Aura menoleh ke arah Jihan,si pemilik rutukan penyesalan yang sepemikiran dengan nya.
“Ah..aku juga berpikiran seperti itu”Aura menimpali.Aura menggaruk belakang kepala nya yang tidak gatal.Jihan yang sedari tadi menunduk segera menaikkan wajah nya untuk melihat siapa yang berbicara padanya itu.”Ah..”Aura dan Jihan bertatapan canggung.Mereka belum begitu kenal.Kenal saja tidak, apalagi akrab.
“Menurutmu bagaimana cara agar mommy dan daddy senang dan bangga kepadaku?Bagaimana cara agar mommy dan daddy…”
“Apa kalian tidak pernah berbakti kepada orang tua kalian?”Suara dingin tiba-tiba memotong kalimat Jihan.
Suara dingin itu berasal dari Kenny, sepupu Aura yang wajahnya minus ekspresi, jarang tersenyum, dingin tapi Aura tahu kalau Kenny adalah anak yang disiplin dan sangat berbakti kepada kedua orang tua nya.
Hari sabtu minggu lalu,Aura dan ayah nya pergi menjenguk ibu Kenny yang sakit di rumah nya. Mereka disambut Kenny dengan sapu di tangan kanan dan botol cairan sabun untuk membersihkan kaca jendela di tangan kiri nya.Terlihat dia sedang mengambil alih pekerjaan ibunya.Ia juga sigap dengan memberikan kami-tamu nya-teh dan kue.Sepertinya Kenny sudah terbiasa dengan semua itu.Dan Aura kagum sekali pada Kenny yang sangat berbakti kepada kedua orang tua nya itu.
Jihan sedikit kesal kalimat nya dipotong, tapi ia juga mengetahui fakta bahwa Kenny adalah anak yang rajin,disiplin, dan sangat berbakti kepada kedua orangtuanya.
Sementara Kenny dan Jihan bercengkrama tentang berbakti kepada kedua orang tua, Aura terdiam melamun dengan pikiran pikirannya sampai mama memanggil nama nya.
“Aura, ayo pulang nak”Mama membuyarkan lamunan Aura.”Iya ma”Aura tersenyum cerah.Mengikuti mama nya.
Aura sudah memutuskan akan menjadi anak yang berbakti kepada orang tua.Ia akan membuang sifat pemalas akut nya,mulai merapikan kamar dan meja belajarnya yang sudah seperti TPS sejuta umat. Menyiram tanaman di pagi dan sore hari.Membersihkan rumah setiap minggu.Ah tentu saja tak lupa dengan belajar.Apalagi pelajaran matematika, dia harus lebih sering latihan soal.Lalu-
“Hei.Lagi ngelamunin apaan sih,mama mau tahu dong”Mama bertanya.”Ma, Aura minta maaf kalau selama ini belum berbuat baik sama mama ya! Mulai hari ini Aura mau jadi anak yang berbakti kepada orangtua”Aura tersenyum kepada mama.Mama tersenyum.”Iya mama maafkan”